Selasa, 04 November 2014

Ivana..

    hujan turun dengan derasnya di pinggiran suatu kota,anak-anak yang biasanya bermain di lapangan sore itu tidak nampak untuk bermain hujan. Di pinggir jalan nampak seorang gadis berjalan dengan langkah perlahan,menghindari cipratan air hujan yang jatuh ke bumi dengan kencangnya.
   gadis itu bernama Ivana,dia warga blok sekitar lapangan tersebut. dia tidak istimewa,sama seperti kebanyakan gadis lain hanya saja memang Tuhan menitipkan berbagai kelebihan kepada dirinya. salah satunya adalah kelebihan harta,siapa sih yang tidak kenal dengan keluarga Bagoes Arja. pengusaha sukses di tanah seberang yang kini sedang melebarkan sayap usahanya agar dapat menjangkau sampai ke negeri seberang.
"Ivana pulang.." ucapnya saat membuka pintu samping rumah.
"sudah pulang nak,kalau kehujanan lekas mandi. aku siapkan sup hangat jika kau sudah selesai mandi" ujar Ibunya
"Ivana tidak lapar bu,Ivana mau tidur saja. apakah ayah hari ini pulang..??"
"ayah hari ini tidak pulang nak,ada apa pula kau tanya ayahmu..??"
"oh tidak ada apa-apa bu,ya sudah Ivana mau sholat dulu lalu tidur"
"ya sudah,nanti kalau lapar hangatkan saja supnya ya. Ibu mau melanjutkan mengurusi orderan songket"
Ivana hanya mengangguk sembari melangkah pelan menuju kamarnya.
   rumahnya sepi.. ya tentu saja rumahnya sepi,dia hanya berempat di rumah besar itu. hanya ada ibunya,asisten rumah tangga dan seorang supir yang biasa mengambil orderan songket yang akan dikirim ke luar kota.
    oh ya,jiwa wirausaha di keluarga Ivana sudah mendarah daging. maklumin aja,bapaknya yang jawa tulen dan terbiasa dengan bisnis keluarganya yang turun temurun. sedangkan ibunya yang berdarah minang memang sudah terkenal orang yang bisa berbisnis,maka dari itu hanya Ivana yang diperlakukan bak putri raja sehingga hanya boleh duduk manis dan kalau perlu tinggal tunggu pangeran tampan dan gagah melamarnya *duileehh*. Ivana memiliki kakak laki-laki bernama Ivander,kakaknya berada di negeri seberang untuk melanjutkan pendidikannya.
   tak terasa hari sudah malam,hujan di luar masih saja deras mengguyur membuat setiap orang enggan untuk keluar rumah. ya berhubung di rumah itu cuma empat orang jadi lah meja makan yang sunyi senyap mirip cerita hantu dari negeri eropa di dalam sebuah kastil horror.
"mbak,ibu kemana..??" tanya Ivana tiba-tiba
"duuuh.. non Ivy bikin kaget mbak aja"
maklumin aja,Ivana itu makhluk Tuhan yang dititipkan di keluarga Bagoes Arja yang jarang banget keluar kamar. di kamarnya dia mengerjakan banyak desain pakaian yang bahan bakunya dari songket ibunya,ibarat kata Ivana itu seperti makhluk halus. hanya bisa ditemui di tempat-tempat tertentu saja,yang pasti hobby dia nge-desain kain songket jadi memiliki nilai jual lebih lagi dan langsung dapat digunakan tidak ada yang tahu karena kamarnya selalu terkunci saat dia pergi *udah mirip bandar ngumpetin barang bukti*.
"yee si mbak,malah gak jawab aku tanya apa"
"anu non,ibu pergi ke tempat bapak. tadi sih ibu niatnya mau ngajak non,tapi difikirnya non masih tidur mungkin"
"oh ya udah" ujar Ivana lalu beranjak pergi
"lho non gak mau makan..??"
"makan nanti aja mbak,aku mau liat kartun dulu"
asisten rumah tangga tersebut hanya garuk kepala yang tidak gatal,heran dan bingung atas sikap anak majikannya.
   Gak lama setelah Ivana masuk kamar,ternyata Uda-panggilan kepada Ivander menelponnya.
"hey kau,tak ikut kah kemari. Uda tunggu kau disini,ibu sama ayah tunggu kau disini. kau malah tidak ikut" omel Ivander
"hey Uda,denai tidur sampai sore. Ayah pulang ke rumah indak Uda..??"
"pulang,memang kenapa..?? jangan bilang mau bermanja kau"
"iihhh iri saja kau dengan adik mu ini,heh..!! bagaimana kuliahmu..??"
"tinggal kau do'akan saja Ivy,kakakmu ini tinggal sidang skripsi"
"aiiihhh,iri betul aku kepada mu. sebentar lagi pasti ayah mengizinkan kau pergi jauh-jauh dari rumah" ucap Ivana
"hahahaha,apanya yang jauh-jauh dari rumah. kakakmu ini harus membantu Ayah disini,kapan kau kemari..??"
"kau tidak dengar kah kak,aku tak sejengkalpun diizinkan keluar rumah selain sekolah. rasanyo bosan nian,macam dipingit sajo"
"hahahaha,kau memang sedang dipingit Ivy. Tuan tanah di kampung halaman Ayah sudah melamar mu" canda Ivander
"indak mungkin lah Uda,jangan-jangan justru kau yang akan di jodohkan ayah"
"eh iya betul juga. Ivy,lanjut esok obrolannya,aku kan juga ikut pulang nanti"
"baiklah. aku mau tidur saja,hati-hati kau di jalan. Salam untuk ibu dan Ayah"
"baiklah.. sampai jumpa Ivy.."
percakapan mereka berakhir.. dan hujan turun kembali dengan derasnya..


3 komentar:

  1. di minang enggak ada kata nian, nian itu bahasa palembang. Di minang, manggil perempuan dengan "kau" itu kasar

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe
      sorry kak,abis ga begitu tau sih.. saya sendiri kan orang jawa
      berarti boleh nih minta ajarin bahasa minang sama kak Yandhi

      Hapus
  2. makanyaaa lain kali kalo bikin cerpen pake bahasa jawa pob, biar nggak mumet.. wong bahasa jawa kan bahasa yang so sweet :) buktine si curanmor terkenal sampe ujung kaki :D

    BalasHapus