Rabu, 18 Juni 2014

Puisi Di Ujung Jalan

Masih sanggup menatapnya dalam setiap mimpi
Masih sanggup tersenyum dalam getirnya kenyataan
Tapi ada perasaan terenyuh yang menyiksa
Membuat air mata menetes seketika

Sekuat apa hatimu menerima kenyataan itu
Sesanggup apa kau melangkah dalam langkah tertatih
Jika kau tinggal jiwamu dalam sudut hati yang sunyi
Sudut hati yang gelap,dingin dan menyakitkan

Tariklah nafas mu perlahan,nikmati dan lepaskan
Adakah beban di hatimu yang masih mengganjal
Beban yang masih membuatmu menangis setiap malam
Beban yang masih kau sembunyikan dari dunia

Berdirilah sayang,dunia ini terlalu luas untuk kau tinggalkan
Tataplah mentari senja itu,yakinkan dirimu sendiri
Aku bahagia dalam bayang jiwamu
Bayang yang akan mengikuti setiap langkah kakimu

Melangkahlah dengan keyakinanmu itu
Jangan menoleh kebelakang walau hanya sekejap mata
Ku tahu kakimu terasa berat saat melewatinya
Tapi ini jalan terbaik yang Tuhan berikan

Kau ku nanti di ujung jalan yang memisahkan kita
Ujung jalan yang menghubungkan kehidupan dan kematian
Aku dapat melihatmu dalam setiap waktumu
Tapi ku tahu kau tak dapat menatapku

Aku masih duduk manis disini,di ujung jalan itu
Membawa mawar putih yang akan ku berikan kepadamu
Akan ku sambut kau dengan senyumku sesuai permintaanmu
Bukan air mata yang kau larang dulu


*in memoriam 16-18 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar